ESAI TENTANG MANUSIA : TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA DALAM PANDANGAN FILSUF ISLAM
Manusia dikatakan sebagai makhluk yang sempurna. Karena diantara makhluk lain yang diciptakan oleh Allah manusia memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan makhluk lainnya bahkan sampai diberi amanah sebagai khalifah dimuka bumi ini untuk menjaga juga Dalam memahami hakikat manusia sendiri sudah dilakukan sejak dahulu. Namun, sampai saat ini belum mendapat pernyataan yang benar-benar tepat, dikarenakan manusia itu sendiri yang memang unik, antara manusia satu dengan manusia lain berbeda-beda sekalipun itu orang kembar identik, mereka pasti memiliki perbedaaan. Mulai dari fisik, pandangan, pemahaman, kepentingan dan lainnya. Para ahli pikir dan ahli filsafat memberikan sebutan kepada manusia sesuai dengan kemampuan yang dapat dilakukan manusia di bumi ini.
Segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini pasti mempunyai asal-usul
dan tujuannya, begitu juga manusia. Manusia berasal dari sang penciptanya dan
suatu saat akan kembali padanya, lalu mengapa manusia harus diciptakan jika
dikemudian hari akan dikembalikan pada sang Pencipta. Asal mula dan tujuan
hidup manusia merupakan suatu hal yang sulit dijelaskan. Karena akal manusia
sangat terbatas untuk mencapai pada hal tersebut. Pikiran manusia tidak pernah
mampu menjelaskan secara jelas tentang asal-mula tersebut. Namun sering kali
terlintas pikiran dan bertanya-tanya kenapa manusia harus diciptakan..?, untuk
apa..?, bagaimana..?, seperti apa..?. Banyak sekali pertanyaan yang muncul
dalam pikiran, jika seseorang yang lemah pengetahuan makan mungkin ia akan
mudah untuk terjerumus pada hal yang negatif makan dari itu pengetahuan tentang
hakikat dan makna dari diri sendiri juga penting untuk diketahui dan dipahami.
Agar setiap jalan yang kita lalui bisa berjalan dengan mudah dan sesuai dengan
jalan yang diridhoi Allah.
Al-Ghazali dikenal sebagai seorang filosof dan sufi dalam Islam yang
mendapat sebutan Hujjatul Islam, dikarenakan telah berhasil mempertahankan
ke-orisinil-an Aqidah Islam dari serangan dunia Fislafat yang telah
menggambarkan mengenai ketuhanan yang membingungkan. Tujuan hidup baginya
merupakan keutamaan manusia senantiasa beribadah kepada Allah untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia maupun diakhirat, Al Ghazali mengatakan bahwa untuk
mendapatkan kesempurnaan itu dikaitkan dengan hakikat sesuatu dengan hakikatnya
manusia yaitu al-nafs. Tujuan hidup manusia adalah kesempurnaan jiwa, sebab
jiwa memiliki sifat inti mengenali, maka kesuciannya adalah ketinggian tingkat
kesanggupan mengenali.
Berdasarkan pemikiran al-Ghazali di atas, maka dapat dipahami hakikat
manusia adalah:
1. Hakikat
manusia adalah jiwa, al-nafs, al-qalb, al-ruh, dan al-aql merupakan esensi
immaterial yang mandiri bersumber dari alam al-amr, tidak memiliki tempat,
memiliki kesanggupan mengenali dan menggerakan, memiliki sifat abadi.
2. Esensi
tersebut tidak berkaitan secara otomatis dengan raga karena raga memiliki
potensi-potensi dasar yang berlawanan, bahkan berbeda dengan jiwa. Mediator
antara esensi dengan raga adalah jiwa vegetatif dan jiwa binatang/sensitif yang
memiliki hubungan dengan raga.
3. Jiwa
sensitif, jiwa vegetatif dan raga memiliki fungsi pelengkap bagi jiwa manusia,
baik dalam kegiatan mengenali maupun dalam merealisasikan perbuatan manusia.
4. Jiwa manusia
memiliki kesanggupan menyerap pengetahuan aksiomatis dan berpikir mewujudkan
pengetahuan baru.
5. Hubungan
antara jiwa dan raga tidak hanya terbatas di dalam kehidupan di dunia saja,
namun juga berkaitan dengan kehidupan di akhirat.
6. Tingkatan
kesanggupan paling tinggi dari jiwa manusia adalah terletak pada al-aql
mustafat yang mendapatkan pengetahuan secara langsung dari akal aktif, kemudian
kesanggupan tertinggi tersebut digantikan oleh al-dzauq yang mendapatkan
inspirasi dari Allah
Manusia ideal menurut al-Ghazali adalah manusia yang pada diri
pribadinya terdapat keutamaan-keutamaan. Keutamaan-keutamaan yang terdiri dari:
Al Hikmat (kebijaksanaan),
al-iffat (kesucian),
al-syaja’at (keberanian)
al-adalat (keadilan)
Al-Ghazali yang berpendapat bahwa kebahagiaan yang sebenarnya merupakan
tujuan seseorang dalam mencapai tahap kesempurnaan paling tinggi terutama bagi
manusia, yaitu mengenal hakikat segala sesuatu, hal tersebut tidak dapat
dicapai seluruhnya di dunia, bagi setiap orang yang berusaha untuk meraih
dengan sebenar-benarnya, maka akan didapatnya di akhirat. Karena selama di
dunia sarana untuk mendapatkan ma’rifat selalu memperoleh cobaan. Cobaan yang
demikian itu, akan lenyap jika manusia sudah hidup di alam akhirat, dan cobaan
yang menghalangi penglihatan manusia akan dilepas supaya mata manusia berubah
menjadi jelas dan terang.
Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk yang diciptakan sang
Pencipta untuk bisa menjadi makhluk yang baik sebagai khalifah dimuka bumi ini
berperan menjaga dan memelihara alam dengan baik. Di samping itu manusia punya
kewajiban yang harus ia lakukan dan ada juga larangan dan batasan yang tidak
boleh ia langgar. Dalam memahami tujuan penciptaan manusia terlebih dahulu
harus kita ketahui apa makna atau hakikat dari diri sendiri, setelah kita
memahami diri sendiri maka jalan yang akan kita tempuh akan lebih terarah dan
kita akan memahami makna dari penciptaan manusia sebagai makhluk.
Belum ada Komentar untuk "ESAI TENTANG MANUSIA : TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA DALAM PANDANGAN FILSUF ISLAM "
Posting Komentar