ESAI PENGETAHUAN : PENGETAHUAN MANUSIA

Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encylopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief). Sedangkan Secara terminologi akan di kembangkan berbagai definisi tentang pengetahuan. Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran usaha mnusia untuk tahu. 

Pengetahuan (knowledge atau ilmu) adalah bagian yang esensial-aksiden manusia, karena pengetahuan adalah buah dari dari “berpikir”. Berpikir (atau natiqiyyah) adalah sebagai differentia (atau fash) yang memisahkan manusia dari sesama genus-nya, yaitu hewan. Sebenarnya apa kehebatan dan keunggulannya. Yang dimilikinya. Lalu apa yang telah dan ingin diketahui oleh manusia? Bagaimana manusia berpengetahuan? Kemudian apakah yang ia ketahui itu benar? Dan apa yang menjadi tolak ukur kebenaran?. 

Manusia sebagai makhluk yang dianggap sempurna memiliki banyak sekali keistimewaan diantara makhluk lainnya, diantaranya ia diberi akal untuk berpikir sehingga kemudian dari hasil berpikirnya terdapat sebuah hal baru yang diketahui yang disebut pengetahuan, kemudian jika pengetahuan itu dikaji secara lebih dalam dan terstruktur akan dihasilkan sebuah ilmu pengetahuan, ilmu yang akan memberikan kemanfaatan tersendiri untuk manusia lainnya. Dari ilmu itulah manusia bisa kembali mendapatkan pengetahuan baru. Manusia di zaman sekarang harus bersyukur karena hidup di zaman yang sudah terdapat banyak ilmu pengetahuan, mereka langsung bisa mengkaji dan memahami tanpa harus meneliti dari awal hanya tinggal melanjutkan penelitian dari ilmu-ilmu yang diwariskan oleh para ilmuwan terdahulu lewat buku dan Karya-karyanya. 

Pengetahuan adalah kebenaran dan kebenaran adalah pengetahuan, maka didalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. Pengetahuan adalah suatu istilah yang digunakan untuk mengatakan apabila seseorang mengenal tentang sesuatu. Ilmu pengetahuan merupakan warisan Bersama umat manusia, bukan milik pribadi dari orang-orang tertentu. Permulaannya dimulai dengan permulaan umat manusia.

Burhanudin Salma (2005) mengemukakan, pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat macam yaitu: Pengetahuan biasa, Pengetahuan ilmu, Pengetahuan filsafat, dan Pengetahuan agama. Sebagai alat untuk mengetahui terjadinya pengetahuan menurut John Hospers dalam Abbas Hamami M, mengemukakan ada enam hal, yaitu Pengalaman indera (sense experience), Nalar (reason), Intuisi (intuition), Wahyu (revelation), Keyakinan (faith) 

Pandangan Al-ghazali tentang pengetahuan

Menurut al-Gazali pertama-tama pengetahuan itu datang dari Tuhan melalui ilham, tetapi ilham bukan merupakan wahyu atau kenabian. Dengan demikian al-Gazali membedakan antara ilmu yang diperoleh dari ilham. Di samping itu juga ada yang di sebut ilmu laduniy yakni ilmu yang menjadi terbuka dalam rahasia hati tanpa ada sebab yang datang dari luar (Miska Muhammad Amien, 1983: 53).

Al-Gazali secara tegas mengatakan bahwa meskipun akal dipercaya sedemikian rupa, namun tidak berarti bahwa pengetahuan yang terdapat pada akal tidak pernah salah. Pengetahuan yang ada pada akal menurut al-Gazali bisa saja salah, tetapi kesalahan pada daya-daya tangkap sebelum akal yang di sebut al-hiss atau al-wahm. Jiwa manusia sebelum mencapai kematangannya sangat terikat dengan al-hiss atau al-wahm dapat saja dibenarkan oleh jiwa (akal) manusia. Kesalahan al-hiss di contohkannya dengan pengetahuan bahwa bintang-bintang di langit yang kecil seperti uang dinar yang bertaburan dihamparan biru. Adapun kesalahan al-wahm memahami sesuatu di luar alam dan tidak di dalamnya. 

Dengan demikian, kemungkinan terjadinya kesalahan pada pengetahuan yang ada dalam akal terbatas pada pengetahuan yang diperoleh akal karena berhubungan dengan al-hiss dan al-wahm. Adapun pengetahuan tentang hakekat murni kelihatannya tidak mengandung kemungkinan salah karena akal untuk mencapai pengetahuan-pengetahuan tersebut tidak berhubungan dengan al-hiss dan al-wahm. Dengan demikian menurut al-Gazali di antara ilmu-ilmu yang diyakini, pengetahuan aksiomatiklah yang paling tinggi (Al-Gazali, 1968: 66). 

Selain itu menurut al-Gazali pengetahuan juga dapat di peroleh melalui ungkapan langsung yang disebut mukasyafah. Pengetahuan ini berdasarkan pada keyakinan. Di samping itu ada pula pengetahuan yang diperoleh melalui hubungan lisan yang disebut pengetahuan muamalah. Keseluruhan itu berfungsi di samping untuk mencapai kemajuan juga merupakan cara yang progressif untuk mengetahui Allah

Al-Ghazali hidup ketika suasana pemikiran keagamaan dan kefilsafatan di dunia Islam memperlihatkan perkembangan dan keragaman, khususnya mengenai konsep dan keragaman ilmu pengetahuan. Sejarah hidupnya menunjukan bahwa ia dalam usahanya mencari kebenaran menempuh proses yang panjang dengan mempelajari hampir seluruh sistem dan metode pemikiran pada masanya. Dalam usaha manusia mencari kebenara, menurut al-Gazali terdapat empat kelompok manusia pencari kebenaran, yaitu kelompok mutakallimin, kelompok bathiniyat, kelompok filosof atau kelmpok logikus dan terakhir adalah kelompok kaum sufi yang berupaya mencari kebenaran melalui jalur zauqiyah. Bagi al-Gazali pengetahuan yang diperoleh melalui akal bisa saja salah karena pengetahuan yang di peroleh akal berhubungan dengan al-hiss dan al-wahm semata.

Ilmu pengetahuan merupakan suatu acuan yang harus dibutuhkkan dalam setiap kehidupan manusia. Sejarah tentang perkembangan ilmu pengetahuan tidak luput dari perbincangan yang hingga saat ini semakin pesat perbandingannya di zaman dahulu kala. Seiring dengan perkembangan zaman dan pola pikir manusia yang semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidangnya tercapailah suatu kehidupan baru untuk menunjang perkembangan teknologi dan informasi. Maka dari itu Manusia pasti memiliki pengetahuan-pengetahuan baru di sepanjang kehidupannya, jika kembangkan akan menjadi suatu Ilmu pengetahuan yang akan bermanfaat untuk kehidupan manusia di generasi selanjutnya. Banyak juga Ilmu pengetahuan yang diwariskan dari para ilmuwan terdahulu yang sampai saat ini sangat berguna bagi kehidupan, tugas kita sebagai manusia mempertahankan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada menjadi lebih bermanfaat untuk orang banyak. 

 


Belum ada Komentar untuk "ESAI PENGETAHUAN : PENGETAHUAN MANUSIA "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel