ESAI TENTANG ALAM : PANDANGAN AL-GHAZALI TENTANG ALAM SEMESTA
PANDANGAN AL-GHAZALI TENTANG ALAM SEMESTA
Alam semesta perlu sekali dibahas karena begitu
istimewa, dan banyak hal yang bisa di pelajari didalamnya, ketika manusia
mempelajari alam maka mereka akan menyadari bahwa manusia hanya sebagian kecil
dari ciptaan Tuhan. Manusia diciptakan bukan untuk menaklukkan alam semesta, namun
menjadikannya sebagai fasilitas dan sarana ilmu pengetahuan yang dapat
dikembangkan.
Dalam penciptaan alam Allah juga telah banyak
menerangkanya di dalam Al-Qur’an. Namun penciptaan alam semesta hanya Allah SWT
yang tahu dan masih merupakan misteri bagi manusia. Sedangkan para ahli ilmu
pengetahuan alam masih terus melakukan penelitian-penelitian untuk mengungkap
misteri tersebut. Menurut bebrapa ahli alam semesta di definisikan dengan
beragam diantaranya Menurut Hasan Hanafi, alam adalah bukan benda tetapi
merupakan sebuah persepsi kebudayaan yang menentukan sikap manusia terhadap
alam. Ariestoteles berpendapat, alam terbagi kedalam dua bagian
yaitu alam langit dan alam bumi. Seluruh alam ini bagaikan bulatan (bola)
raksasa, berpusat pada bumi dan sekitarnya hingga ke orbit bulan, yang
merupakan batas alam bumi. Sedangkan apa yang berada di atas bulan sampai ke
bulatan dari langit pertama adalah alam langit. Ada juga ilmu
yang mempelajari ke alaman yaitu ilmu kosmologi (ilmu alam), Kosmologi termasuk
bagian dari filsafat alam yang didalamnya membicarakan inti alam, isi alam, dan
hubunganya satu sama lain dan dengan keberadaanya dengan yang ada mutlak.
Pandangan Al Ghazali Tentang Alam
Semesta
Al-Ghazali mempunyai nama lengkap Abu Hamid bin
Muhammad bin Ahmad Al-Ghozali yang lahir di Republik Islam Irak tahun 450 H
atau 1058M. Al Ghazali pernah menulis buku yang berjudul Al
Maqasid Al filasifah, kemudian melengkapinya dengan menulis buku keduanya yang
berjudul Tahafutul Falasifa (ketidak beresan, kekaburan dari filsafat, yang
lazimnya diterjemahkan dengan penghancuran filsafat).Kitab Tahafut Al Falasifah
tersebut terdiri dari 20 diskusi yang merupakan ajaran falsafah yang berbentuk
semacam dialog tertulis diikuti bantahan-bantahan. Dari 20 persoalan filsafat
yang ia tulis pada kitab tersebut hanya ada 4 yang disebutkan secara langsung
tentang alam semesta seperti:
1. Persoalan
tentang sanggahan atas pandangan para filsuf tentang eternitas alam.
2. Masalah
penolakan terhadap keyakinan para filsuf atas keabadaian alam.
3. Masalah
ketidakjujuran para filsuf bahwa tuhan adalah pencipta alam dan penjelasanbahwa
ungkapan tersebut hanya bersifat metaforis.
4. Penjelasan
tentang ketidakmampuan para filsuf membuktikan eksistensi pencipta alam.
perdebatan tentang qadimnya alam tersebut
bermula dari kesimpulan para filsuf yang mengatakan bahwa alam itu qadim.
Seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina yang mengatakan bahwa alam itu qadim sedikitpun
tidak dipahami mereka sebagai alam yang ada dengan sendirinya. Alam itu qadim
justru Tuhan menciptakanya sejak azali. Bagi mereka mustahil Allah Swt ada
dengan sendirinya tanpa mencipta pada awalnya, kemudian menciptakan alam. Hal
tersebut disanggah oleh Al-Gazali dengan mengatakan bahwa qadimnya alam membawa
kepada kekufuran, ketika alam itu qadim, maka alam itu tidak bemula dan ada
dengan sendirinya. Ketika alam semesta ini qadim dan Allah juga qadim
menyebabkan ada dualisme yang qadim, dan ini bertentangan dengan akidah Islam,
yang berujung pada kemusrikan atau politeisme.
Al-Ghozali juga menentang pernyataan dari filsafat
Aristoteles bahwa alam adalah kekal. Menurutnya, alam berasal dari ketiadaan
menjadi “ada” karena ciptaan Tuhan. Dunia berasal dari iradat (kehendak) Tuhan
semata-mata dan tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Iradat Tuhan bersifat
mutlak dan terlepas dari ruang dan waktu, namun ciptaan Tuhan (alam) dapat
ditangkap oleh akal manusia, karena dunia terbatas dalam ruang dan waktu. Tuhan
bersifat transenden, namun kehendak (iradat) Tuhan adalah immanent dan
merupakan sebab hakiki dari segala kejadian.
Baginya hanya Allah yang qadim, artinya adanya
Allah tidak diawali dengan tidak ada. Maka syahadat dalam teologi Islam adalah
“La qadima illallah”, tidak ada yang qadim selain Allah. Adanya alam
diawali dengan tidak ada sehingga alam tidak qadim. Karena adanya alam di
ciptakan oleh Allah. Berdasarkan diskripsi tersebut Al-ghozali
menampilkan sebuah koreksi yang berlandaskan pada alqur-an diantaranya: Surat
Az-zumar ayat 62 yang artinya Allah pencipta segala sesuatu dan Dia Maha
pemelihara atas segala sesuatu.
Adanya alam adalah hasil dari irodat Tuhan,
karena sifat irodat dalam pandangan Al-Ghozali adalah sifat yang mutlak ada
pada Tuhan, dengan kata lain, Tuhan memiliki kehendak dengan kebebasan yang
tidak terbatas. Dia berkehendak untuk menciptakan atau tidak menciptakan. Namun
demikian, meskipun pandangan dan pemikiranya bersumber pada Alquran tetap saja
tidak luput dari kritikan. Seperti kritikan Ibnu Rusyd terhadap konsep
Al-Ghozali tentang alam hadis, bahwa alam mempunyai permulaan dalam zaman
mengandung arti bahwa ketika Tuhan menciptakan alam tidak ada sesuatu disamping
Tuhan. Konsep tersebut kata Ibnu Rusyd tidak sesuai dengan kandungan
Al-Quran. Didsamping itu kata Khalaqa di dalam Al-Quran, kata Ibnu Rusyd
menggambarkan penciptaan bukan dari tiada (creatio ex nihilo) seperti yang
dikatakan Al-Ghozali, tetapi dari ada, seperti yang dikatakan para filsuf.
Telah kita ketahui bahwa Alam semesta oleh Allah
tidak secara otomatis dan langsung ada, akan tetapi melalui proses
yang sangat panjang dari masa ke masa yang melibatkan berbagai hal. Dan banyak
pendapat yang berbeda dari para ahli dan filsuf tentang penciptaan alam. Namun
demikian, kita sebagai makhluk Allah harus senantiasa percaya bahwa Allah lah
yang menciptakan alam semesta dan patut disyukuri oleh kita, yang mana karena
adanya alam semesta kita bisa memanfaatkan kandungan didalamnya untuk memenuhi
kebutuhan. Dan tugas kita sebagai khalifa dimuka bumi ini harus menjaga dan
memelihara alam kita ini.
Belum ada Komentar untuk " ESAI TENTANG ALAM : PANDANGAN AL-GHAZALI TENTANG ALAM SEMESTA"
Posting Komentar